Malaysia

Search

Alasan memperingati Ghadir

Kenapa pengikut Mazhab Syi’ah memperingari hari Ghadir?

Apakah peristiwa ini hanya sekedar seremonial fisik semata?

Apakah dikarenakan Ghadir adalah peristiwa sejarah lalu menjadi alasan tidak dianggap penting?

 

Tanggal 18 Zulhijjah adalah hari dimana semua muslim yang bermazhab Syi’ah memperingati hari Idul Ghadir. Dan di hari itu mereka merayakannya dengan gembira dan suka cita. Bahkan sebagian orang beberapa hari sebelum hari ini mempersiapkan dirinya supaya tradisi perayaan hari raya (baca: ied) ini bisa terselenggara dengan meriah. Dan banyak pula orang setiap tahun menyiapkan modal yang besar mulai dari para pengusaha dan cendekiawan untuk menyemarakkan hal-hal yang berhubungan dengan hari raya Idul Ghadir.

Di sini ada muncul pertanyaan, kenapa mereka harus mengeluarkan banyak energi -padahal energi tersebut bisa dipakai untuk kemajuan fisik negara atau menggantikan ketertinggalan dari kemajuan negara-negara di dunia- dan mengorbankan waktu hanya untuk menyelenggarakan dan memperingati peristiwa Ghadir?

Sebenarnya, menceritakan peristiwa Ghadir dan suksesi atas penggantian Amirul Mukminin Ali as langsung setelah Rasulullah saw yang diperingati setiap tahun, apakah hari ini akan membuka ikatan permasalahan dan belitan masalah kehidupan sehari-hari yang krisis yang menimpa masyarakat sosial atau paling tidak yang menimpa warna negara kita? Apakah tidak lebih baik kalau kejernihan pikiran kita gunakan untuk membuka berbagai masalah kehidupan sehari-hari? Dan biarkan pikiran masyarakat zaman dahulu dengan keadaannya dan sekarang kita berpikir untuk masa depan kita?

Pertanyaan ini, bukanlah pertanyaan yang baru, dan orang-orang anti mazhab Syi’ah di setiap zaman dan tahun sudah sering menyebarkan syubhat dan pertanyaan seperti ini. Namun pertanyaan ini ketika kita jumpai pertama kali masih akan membuat kita merenung dan membuat orang-orang di sekitar kita bertanya-tanya supaya kita sedikit memikirkan jawabannya.

Orang-orang yang anti Syi’ah menggunakan pertanyaan syubhat ini untuk menolak peringatan yang monumental Syi’ah, dan yang lebih menarik lagi di sini bahwa orang-orang yang anti Islam dan al-Quran pun mengajukan pertanyaan-pertanyaan syubhat yang sama untuk menolak agama, seperti mereka menanyakan kenapa harus membuang-buang energi yang seharusnya bisa dipakai untuk pembangunan fisik negara dan mengejar ketertinggalan kita dari negara-negara maju, dan untuk apa membuang-buang waktu hanya untuk menyelenggarakan acara-accara keagamaan, salat, puasa, membaca quran dan lain-lain? Sebenarnya untuk apa setiap tahun mengunjungi Ka’bah dan membela kesucian al-Quran? Sampai hari ini masalah apa dan krisis masalah social mana yang bisa diselesaikan dengan menyelenggarakan acara-acara keagamaan?!

Untuk menjawab pertanyaan syubhat seperti ini, ada dua hal yang harus menjadi bahan renungan:

  1.  Melakukan suatu kegiatan (peringatan keagamaan) tidak hanya memiliki dimensi fisik saja.
  2. Suatu kejadian itu dikarenakan peristiwa sejarah, bukan menjadi alasan untuk tidak dianggap bernilai.

 

Di sini kita kan menganalisis dua bahan renungan ini:

Melakukan suatu kegiatan keagamaan tidak hanya memiliki dimensi fisik saja.

Dalam ranah sainsi dan akademisi, memiliki ruangnya tersendiri. Hari ini di universitas terkenal Barat –yang dilihat dari segi perkembangan tekonologi yang cukup maju- masih mengajarkan mengenai Filsafat Aristoteles dan Plato, dan para ilmuwan masih mendiskusikan hal itu; namun apakah pembahasan tersebut akan menggantikan pembahasan mengenai bahan-bahan dasar produksi atau industry yang menjadi raksasa teknologi? Tentunya tidak! Namun kita melihat prinsip-prinsip dan proposisi-proposisi Plato dan Aristoteles masih menjadi mata kuliah di perkuliahan dan untuk itu mereka memiliki kegunaannya tersendiri.

Di setiap keluarga, ibu dan bapak mengajak anak-anaknya untuk berkata jujur, dan menganggap berbohong dan dusta adalah sesuatu yang buruk kemudian melarang anak-anaknya untuk berbuat yang demikian. Apakah bentuk pendidikan seperti itu tidak ada gunanya dan nilai efektifitas dalam kehidupan kemanusiaan? Dan apakah perbuatan ini adalah hal-hal yang sifatnya materi?

Di semua komunitas masyarakat sosial, mengganggu orang lain dianggap sebagai sesuatu yang buruk dan semua orang terpanggil untuk menolong orang yang tertindas. Apakah ada orang yang meragukan peran nasehat etika untuk memperbaiki dan meningkatkan nilai-nilai luhur yang dijunjung masyarakat? Demikian pula adakah orang yang meragukan tidak adanya hubungan antara hal-hal ini dengan perjalanan ke bulan dan pembuatan IC micron?

Sekarang kita akan tinjau dari sudut pandang yang lain dari urusan sosial, untukn kita ketahui apakah segala urusan bisa ditinjau dari segi materi?

Setiap keluarga muslim, paling tidak memiliki satu eksemplar al-Quran sebagai kitab suci dan kitabullah di rumahnya, dan semua umat Islam kadang sesuai waktunya membacanya, sementara semua orang tahu bahwa tidak hanya membaca bahkan hanya sekedar merenung sejenak dari segi artinya pun tidak akan menggantikan ketertinggalan secara materi dunia Islam, namun ini adalah suatu realitas bahwa kita berharap dengan membaca al-Quran kita akan diberikan petunjuk, akan dekat dengan Tuhan. Ini adalah hal yang penting, krusial dan sangat bernilai yang tidak akan pernah tergantikan dengan hal-hal yang sifatnya materi.

Diantara tema-tema yang sejak dahulu memiliki akar (permasalahan) dan di kemudian hari memiliki peran yang sangat signifikan adalah sebuah keyakinan yang disebut dengan ma’ad (hari Kiamat). Hari ketika semua umat manusia akan dikumpulkan di padang Masyhar dan salah satu keistimewaannya karena merupakan rukun dan prinsip Islam yang dituliskan dalam al-Quran. Saking pentingnya hal tersebut, ketika kita membacanya, maka langsung menyadarkan kita. Kita semua berusaha semoga semua amalan-amalan kita di dunia ini tidak mengakibatkan kita dimasukkan ke dalam api neraka. Membaca ayat-ayat dan riwayat-riwayat dari Rasulullah saw mengenai apa yang terjadi di hari Kiamat, apakah tidak menyibukkan kita untuk berpikir bahwa perkara ma’ad di satu sisi adalah prinsip agama dan di sisi lain tidak memiliki peran signifikan dalam perkembangan sains dan teknologi?  Dengan ini semua, bukankah secara pasti kita menganggapnya penting? Peran meyakini adanya ma’ad dan kegunaannya dalam membentuk karakter kita sebagai umat Islam adalah sebuah realitas yang tidak bisa dipungkiri yangmana mengingkarinya akan mengeluarkan kita dari agama Islam. Dengan demikian, artinya bahwa fungsi hal ini pasti bukan bersifat materi. Contoh di atas menunjukkan bahwa sangat salah jika kita menghubungkan kegunaan (efektifitas) sesuatu dan nilainya secara materi. Olehnya itu, kita akan menganalisis kesalahan penilaiannya dalam agama.

Suatu peristiwa itu disebut bersejarah bukanlah alasan dianggap tidak bernilai

Jika setiap kita ditanyakan mengenai defenisi Islam, maka untuk menjawabnya kita akan menceritakan peristiwa awal Islam dan dakwah Rasulullah saw serta menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam agama Allah ini. Di sini jelas bahwa dengan berbicara mengenai awal mula datangnya Islam kita sudah melangkahkan kaki kita pada peristiwa sejarah zaman dahulu dan eksistensi Islam hari ini memiliki akar kesejarahan di zaman dahulu yang sudah kita lewati. Sekarang, apakah kembali menganalisis sejarah dan membahasnya secara rasional adalah hal yang sia-sia dan tidak penting?!

Diantara berbagai peristiwa historis, kadang membuat kita bersentuhan dengan hal-hal yang meskipun tidak memiliki nilai efektifitas secara materi, akan tetapi secara pasti mendapat perhatian umat manusia di seluruh dunia dan memiliki nilai tersendiri baginya.

Memperingati hari Ghadir

Bagi orang-orang yang bermazhab Syi’ah hari Ghadir adalah menjelaskan tentang suatu peristiwa monumental. Mereka memuliakan hari Ghadir dan dianggap sebagai hari suka cita dan gembira karena mereka berkeyakinan bahwa meskipun hari Ghadir adalah suatu peristiwa historis dan pernah terjadi di zaman dahulu namun menjelaskan suatu realitas yang tidak akan pernah terpisahkan dari keislaman, yakni permasalahan Imamah dan wilayat. Ini merupakan permasalah yang urgen dalam agama Islam dan melingkupi permasalahan agama dan dunia, karena berhubungan dengan segala waktu dan tempat.

Rasulullah saw di hari Ghadir Khum menunjuk Amirul Mukminin Ali as sebagai Imam dan wali (pemimpin) setelah beliau, dan mengatakan:

Inilah Ali bin Abi Thalib adalah saudaraku, washi (pewaris)ku, penggantiku dan Imam setelahku, … dia adalah penanggung jawab kalian setelah Allah dan rasul-Nya. (1)

Rasulullah saw mengatakan ucapan ini di hari Ghadir. Yakni hari Ghadir dimana selalu diingat bersamaan dengan nama wilayat Amirul Mukminin Ali as. Keotentikan terjadinya peristiwa Ghadir tidak kurang dari keotentikan terjadinya peristiwa pengangkatan Rasulullah saw sebagai nabi dan dokumentasi sejarah mengenai peritiwa itu bisa ditemukan di berbagai kitab catatan sejarah.

Apakah ungkapan ini tidak menyadarkan kita untuk memperhatikan apa yang terjadi di hari Ghadir, yakni hari ketika Rasulullah saw menunjuk seseorang dari sisi Allah dan mengatakan bahwa ketaatan baginya adalah wajib bagi bangsa Arab maupun Ajam, orang-orang mukmin yang kecil maupun yang dewasa, yang berkulit hitam maupun yang putih. Rasulullah saw di hari Ghadir menyatakan bahwa perintah Ali as adalah syar’i dan dilaknat bagi yang menentangnya, pendukung dan pengikutnya akan diampuni. Rasulullah saw menyebutkan Ali as beserta pengikutnya adalah sebaik-baik umat manusia baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan serta menyebutkan karakteristik mereka yang lain. Imam Ali as adalah pewaris ilmu nabi dan pengganti beliau sebagaimana yang dijelaskan dalam tafsir al-Quran. Dia adalah lentera petunjuk dan barangsiapa yang memusuhinya maka akan mendapatkan laknat dan azab dari Allah. Semua ini adalah karakteristik yang dijelaskan oleh Rasulullah saw ketika menunjuk Amirul Mukminin Ali as. (2)

 

Dan sekarang…

Apakah upaya untuk mengenal Imam Ali as dan memperkenalkan beliau kepada orang lain tidak semakin memperkuat keimanan kepada agama Islam dan Rasulullah saw? Sekarang, kita sudah mengenalnya dan kita sudah mengetahui bahwa Ali as adalah Imam (pemimpin umat Islam) yang ditunjuk langsung oleh Allah, maka apakah hari puncak ketika Rasulullah saw menunjuk beliau sebagai pemberi petunjuk itu tidak boleh kita peringati?

Khutbah Amirul Mukminin Ali as di peringatan hari Ghadir

Banyak hadis yang dikutip dari Ahlul Bait as terkait memperingati hari Ghadir. Sebagai contoh, petikan dari khotbah Ghadiriyah yang pernah disampaikan oleh Amirul Mukminin Ali as, sebagai berikut:

..semoga Allah Swt merahmati kalian semua! Setelah berakhirnya perhelatan ini maka kembalilah ke rumah kalian masing-masing dan berikanlah kelapangan dan kebahagiaan di keluarga kalian. Berbuat baiklah kepada saudara-saudara kalian, dan berterima kasihlah atas nikmat yang telah diberikan Allah Swt kepada kalian, dan saling memberi hadiah lah atas nikmat yang diberikan Allah pada kalian, sebagaimana Allah Swt memberi kalian keutamaan dan pahala berkali-kali lipat pada hari ini dibandingkan hari raya (eid) yang lalu dan akan datang.

Berbuat baik pada hari ini akan menambah rezeki dan akan memanjangkan umur kalian. Menyebarkan kasih sayang dan cinta pada hari ini akan menurunkan kasih sayang Allah. Sebisa mungkin berbelanjalah untuk keluarga dan saudara-saudara kalian, serta saling berkunjung dan bertemulah dalam suasana yang penuh kegembiraan dan suka cita. (3)

Dari sini, bukankah jelas bahwa kita tidak bisa menganggap peringatan hari Ghadir sebagai sesuatu yang tidak berguna dan sia-sia?

Sekarang, menganggap hari peringatan Ghadir sebagai hal yang (naudzubillah) sia-sia, apakah bukan berarti meremehkan pilihan Allah dan seseorang yang ditunjuk oleh Rasulullah saw?!

Ya, memperingati hari Ghadir berdasarkan pada penjelasan keluarga suci Ahlul Bait as dan peringatan ini -meskipun secara lahiriah dilihat tidak efektif- tapi bisa dipastikan dapat mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai peristiwa sejarah sama sekali tidak akan mengurangi nilai penting dari Ghadir.

 

Catatan kaki:

 

Site Fitrah

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

when will generic cialis be available in the us

when will generic cialis be available in the us

Translate »
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x